Fenomena Gojek versus Ojek Pangkalan (1)

Hari ini saya mendapati tiga kasus fenomena Gojek versus ojek pangkalan secara langsung. Berawal dari saya yang memesan Go-Jek dari rumah saya (Grand Depok City) menuju kampus saya (Universitas Indonesia). Sepanjang jalan saya berbincang dengan pengendara Gojek, dia berpesan: "Non, di tempat turunnya nanti ada pangkalan ojek nggak? Kalo bisa nanti saya turuninnya agak jauh dari pangkalan ojek ya?". Saya pun langsung merespon dengan "Siap". Mengingat, di kawasan UI memang banyak pangkalan ojek kuning. Begitu pun di tempat saya turun, yakni di seberang Fakultas Teknik yang terdapat pangkalan ojek Kukusan Teknik (Kutek). Sebelumnya, sebelum tiba di tempat tujuan saya, di pintu rel kereta Pocin, ada pengendara Go-Jek lainnya yang akan menjemput penumpang di Teknik Industri?UI. Pengendara Go-Jek saya berbincang sedikit dengannya:
A: Kemaren ada kasus lagi.
B: Apa?
A: Ojek pangkalan.
B: Ah udah nggak usah takut. Hadapin aja. Sama-sama cari makan.
Namun, hal yang cukup menyenangkan hati saya terjadi, pengendara Go-Jek saya akhirnya menurunkan saya tepat di depan gedung tujuan saya, mungkin itu merupakan bentuk tanggungjawab dan profesionalitasnya (yang mungkin juga merupakan efek dari berbincang dengan pengendara Go-Jek yang lain tadi).
??
Sesudah menyelesaikan kegiatan saya. Saya menunggu bus kuning di halte Teknik. Perhatian saya teralihkan pada pengendara Go-Jek yang sedang berhentitepat di seberang jalan yangsedang menunggu penumpangnya.Tukang ojek pangkalan Kutek yang jaraknya tak jauh darinya pun berteriak-teriak dengan nada yang tentunya tidak santai: "WOI WOI WOI HU WOI NGAPAIN WOI WOI HOOOOOOO WOI" (sambil berdiri, layaknya orang yang sedang melihat anjing yang tengah mengais-ngais sampah di depan kompleks rumahnya). Tak lama penumpangnya naik, pengendara Go-Jek pun langsung cepat-cepat "angkat kaki" dari kawasan UI.
??
Dua jam setelah kasus di atas, saya mendapati update-an dari seorang teman jurnalis di UI. Ini bahkan lebih tragis. Pengendara Go-Jek di-"adang" oleh kawanan ojek pangkalan UI. Pengendara Go-Jek tersebut dimaki, dihardik, bahkan diancam untuk tidak lagi "mencari makan" di kawasan mereka.
??
Di dunia ini, persaingan memang tidak dapat dihindari, bahkan tak jarang timbul perselisihan. Lagi lagi, kesenjangan ekonomi pasti merupakan alasan nomor satu.
??

Jadi, dengan kasus-kasus seperti di atas ?terpaksa? saya harus menghimbau kepada Kakak/Adik/Saudara/i/Mas/Mbak yang sering kali atau akan menggunakan jasa Go-Jek agar turut mengutamakan keamanan serta keselamatan pengendaranya. Terutama, di kawasan kampus UI?Depok atau bahkan di luar kawasan tersebut. Caranya tidak terlalu menyusahkan. Anda cukup tunggu dan turun dari Go-Jek yang Anda tumpangi jauh dari tempat ?ngetem? ojek pangkalan yang bermental preman dan semakin bertingkah brutal ini. Tujuannya, tentu mulia, yaitu agar tidak ada lagi pengendara Go-Jek lainnya yang di-?adang? oleh kawanan ojek pangkalan seperti ini.



(Foto oleh M. Toha, @SUMA?UI)"


reff : http://cindilcindil.blogspot.com/2015/06/fenomena-gojek-versus-ojek-pangkalan.html
Share this article :

Related Post



 

Post a Comment

 
Copyright © 2011. Kumpulan Puisi, Sajak & Cerita - All Rights Reserved

Distributed By Free Blogger Templates | Lyrics | Songs.pk | Download Ringtones | HD Wallpapers For Mobile

Proudly powered by Blogger