Fenomena Go-Jek

Jakarta, 07082015
Dari sekian puluh driver Go-Jek yang saya tumpangi, semua serempak mengatakan "Ada masalah dengan Ojek UI."
Yang dimaksud masalah adalah pelarangan Go-Jek masuk ke dalam kawasan UI untuk mengambil penumpang yang kebanyakan merupakan mahasiswa. Kalau hanya "numpang lewat" untuk mengantar penumpang, masih bisa ditolerir. Hal serupa pun saya dapati ketika berbincang dengan Muhamad Chaidir (MC), lelaki usia 30 tahun yang baru 10 hari bergabung dengan Go-Jek. Iamengaku kalau ada penumpang yang memesan di kawasan UI, ia mentah-mentah menolak. Dengan alasan, ia menghindari kejadian yang sebelumnya dialami oleh beberapa rekan Go-Jek.
MC dengan antusias berbagi cerita dengan saya, ia yang baru 10 hari beroperasi di dunia perGo-Jekan sudah memperoleh deposit sebesar 3 juta rupiah (300 ribu perhari). Sebelumnya, ia bekerja sebagai kurir di JNE yang pendapatannya 3,5 juta perbulan. Sangat jauh perbandingannya. Teman-temannya di JNE sudah lebih dulu beralih pekerjaan menjadi driver Go-Jek ketimbang dirinya. Bermodalkan pengetahuan yang lebih luas perihal alamat dan nama-nama jalan di Jabodetabek (sudah sering keliling mengantar barang), MC pun memberanikan diri melamar sebagai driver Go-Jek. Namun, sebenarnya ia sudah mengajukan lamaran pada bulan Juni, baru dipanggil 10 hari yang lalu. Ia pun langsung "memangsa" penumpang hari itu juga. Semangatnya patut diacungi dua jempol.
Berikut info lainnya yang saya dapat dari MC.
Terkait dengan fenomena Go-Jek yang terjadi belakangan ini, yaitu sulitnya mendapatkan driver Go-Jek ketika memesan. Go-Jek telah melakukan pembaruan program (upgrade) sebanyak 3 kali. Tujuannya tentu agar menjadi lebih baik dari sistem sebelumnya. Tetapi, yang terjadi malah system error. Kejadian yang baru dialami MC contohnya, ia sedang berlokasi di Manggarai (Jaksel), namun malah mendeteksi orderan dari Taman Anggrek Grogol (Jakbar) di aplikasi Go-Jeknya. Tidak seperti sebelumnya, ia dan rekan Go-Jek akan dengan mudah mendeteksi orderan yang lokasinya tidak jauh dengannya (sesuai GPS Maps yang ada di aplikasi Go-Jek). Dengan begitu, yang terjadi adalah penolakan-penolakan order. Calon penumpang pun, terpaksa harus menunggu terlalu lama (bahkan sampai 1 jam) untuk mendapatkan driver yang bersedia ke tempatnya (kedua pihak berdekatan lokasinya). Hal tersebut, beberapa kali saya alami.
Tak hanya pelanggan setia Go-Jek, driver pun menjadi kebingungan menghadapi kasus tersebut. Jadi, bersabar saja. Lumrahnya, setiap manusia memang berusaha untuk mencapai suatu menjadi lebih baik lagi. Namun, tidak jarang justru memperoleh hasil yang tidak sesuai dengan niat awal.



reff : http://cindilcindil.blogspot.com/2015/08/fenomena-go-jek.html
Share this article :

Related Post



 

Post a Comment

 
Copyright © 2011. Kumpulan Puisi, Sajak & Cerita - All Rights Reserved

Distributed By Free Blogger Templates | Lyrics | Songs.pk | Download Ringtones | HD Wallpapers For Mobile

Proudly powered by Blogger